Wednesday, June 24, 2009

Sebuah puisi sebuah cinta

Dulu aku pernah bertanya,
ke manakah arah tuju hidup ini,
penuh kelam,
senak dengan duri dan onak,
sebu dengan harapan yang punah,

Tiada warna pelangi,
Menghias langit dunia,
Titis-titis air terkumpul,
Menjadi titis-titis air mata yang jatuh berderai,
membasahi pipi,

Dan kini,
Arah itu kian tampak jelas,
Sejelas imej di skrin putih dengan rona-rona pelangi,
Cantik, manis,
Di sini aku duduk,
Menganyam manik-manik cinta,
Mengikat manik-manik sayang,
Pada anak-anak
yang duduk terpaku'
Menanti
Butir-butir kata yang bakal disampai sang guru,
Di situ aku,
Mengusap lembut kasih itu,
Mengulit mesra anak-anak ini,
Untuk dijelmakan sebagai anak-anak pembina bangsa.

1 comment: